banner 728x90

Usai Divaksin Covid-19 33 Orang Lansia Meninggal Dunia

Ariranews.com: Usai jalani vaksinasi Covid-19, 33 orang lansia di panti jompo meninggal dunia. Tapi otoritas Norwegia mengatakan kematian 33 lansia tersebut tak berkaitan langsung dengan vaksinasi.

Dilansir detik.com yang mengutip dari laman The New York Times, dr Steinar Madsen, direktur medis dari Badan Obat Norwegia, mengatakan vaksin COVID-19 Pfizer aman dan kematian penghuni panti jompo diperkirakan tidak berkaitan langsung dengan vaksinasi.

Ia menyebut lansia yang meninggal usai vaksinasi Covid-19 mengalami sakit parah. Sebagian dari mereka memang kondisi kesehatannya sudah menurun dan diperkirakan memang tidak lama lagi meninggal.

BACA JUGA:   Airlangga Hartarto Resmikan Masjid Tanjak Bandara Hang Nadim, Ikon Baru Wisata Batam

“Pada pasien seperti itu, bahkan efek samping umum dari vaksinasi dapat menyebabkan komplikasi serius,” kata Madsen.

Sampai saat ini, ahli kesehatan dan pemerintah Norwegia masih mempelajari kematian 33 penghuni panti jompo itu. Mereka berencana membahasnya dengan Badan Kedokteran Eropa pada pertemuan pekan ini.

Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia menyatakan tidak akan mengubah jadwal dan skema vaksinasi, tetap mengutamakan penghuni panti jompo yang berusia di atas 85 tahun serta para tenaga kesehatan.

BACA JUGA:   Ditolak Bersetubuh, Pria di Payakumbuh Bunuh dan Perkosa Mayat Kekasih

Akan tetapi, pada 11 Januari lalu mereka membuat pernyataan untuk lebih berhati-hati untuk memberikan vaksin terhadap para lansia yang kondisinya sudah sangat lemah.

Pfizer-BioNTech menyampaikan ucapan turut berduka cita terhadap keluarga yang ditinggalkan oleh 33 penghuni panti jompo yang meninggal usai vaksinasi.

Astrid Meland, seorang komentator di surat kabar nasional VG, memuji para pejabat Norwegia atas transparansi mereka, tetapi mendesak untuk memberikan lebih banyak informasi.

BACA JUGA:   Kualitas Jaringan 4G Plus Indosat Ooredoo Sudah Merata di Kota Batam, Tetap On Dalam Kondisi Cuaca Apapun

“Sangat disayangkan berita ini beredar sangat cepat, dan meninggalkan kesan bahwa vaksin itu mematikan. Sayangnya kelompok yang tidak percaya vaksin tidak berminat menggunakan berita ini,” ujar Astrid.(emr)

sumber: detik.com
foto: ilustrasi