Opini
Oleh: Aisyah Dewi Zulaikha
Revolusi industri 4.0 tak dapat dihindari. Ia ada di depan kita. Ketika pandemi Covid-19 menghantam sendi sendi kehidupan, banyak usaha digital tumbuh cepat bagai cendawan di musim hujan.
Pemasaran era digital menjadi keniscayaan. Mulai dari jual ikan, jual lauk, jual sayur mayur, jual perkakas rumah, jual pakaian, jual mobil, motor, hingga jual rumah semua dilakukan dengan sistem online.
Pelaku usaha memanfaatkan sistem digital yang sudah terkoneksi jaringan internet hampir sebagian besar di Kepri. Mulai dari Batam hingga Natuna dan Anambas. Mereka merambah ke layanan lifestyle dan sebagainya, dan itu menjadi kebutuhan masyarakat.
Isdianto sadar pentingnya memodernisasi sistem pelayanan pemerintahan melalui digital. Melalui Samsat kita bisa lihat manfaatnya. Anda mau lihat bayar pajak tinggal masukkan nama dan nomor kendaraan maka sudah bisa dipantau melalui layanan digital Samsat Kepri yang dikelola Dinas Pendapatan Daerah. Warga tinggal download aplikasi Samsat di playstore.
Kepri sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan empat negara tetangga, tak bisa lagi mengabaikan digitalisasi bidang usaha dan industri maupun pariwisata. Dunia sudah terhubung melalui ponsel, tablet, laptop, maupun kumputer.
Sehingga sangat tepat, ketika Isdianto- Suryani menjadikan program unggulan menumbuhkan ekonomi kreatif dan digitalisasi setiap wilayah di Kepri. Salah satu industri digital hebat di Kepri ada Infinite Framework Studio (IFS). Dan model usaha seperti ini harus tumbuh lebih banyak lagi.
Ke depan jika dikelola dengan baik, Batam berpeluang menjadi pusat pertumbuhan startup dengan adanya pengembangan Nongsa Digital Park. Upaya ini untuk merealisasikan Batam sebagai innovation hub serta mendukung implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
Bayangkan saja, saat ini industri star up di Indonesia pun tumbuh masiv. Gojek, Grab, Bukalapak dan dunia usaha lain bisa tumbuh makmur dengan model pemasaran digital.
Potensi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sangat besar. Masih banyak sektor yang belum digarap maksimal. Jika sektor-sektor unggulan digarap dengan menggunakan teknologi digital yang sedang berkembang saat ini, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi macan di bidang ekonomi digital di kawasan ASEAN.
Dan Kepri berada di pintu depan negara paling maju industri digitalnya yakni Singapura. Peluang itu benar benar dipahami Isdianto sebagai pintu masuk bagaimana Kepri tumbuh maksimal UKM dan UMKM hingga produk rumahan memanfaatkan peluang tersebut.
Banyak yang berharap, Indonesia akan menjadi energi of Asia. Kita ingin jadi macan Asia Tenggara di bidang digital economy. Oleh karena itu, kita harus membuat terobosan-terobosan yang bisa memudahkan kita untuk berkembang di bidang ekonomi digital. Letak strategis Kepri dekat dengan Singapura dan Malaysia membuat peluang digitalisasi ekonomi hampir menjadi nyata.
Bawang goreng saja, kita bisa ekspor ke Singapura. Ataupun produk ikan yang diolah salah satu potensi besar yang bisa dipasarkan melalui sistem digital.
Saat ini, di kawasan ASEAN, Indonesia memiliki nilai ekonomi digital sebesar US$ 27 juta pada 2018, dan akan bertumbuh menjadi US$ 100-150 juta pada 2025. Bahkan, pada periode 2015-2018, ekonomi digital di Indonesia tumbuh paling cepat, yaitu mencapai 45%. Tak hanya itu, dari sisi penetrasi internet, saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 171,17 juta pengguna dari total populasi sekitar 264 juta jiwa (investor.id).
Dua perusahaan teknologi yang bergerak di bidang jasa transportasi online, dan berbagai bidang lainnya, yaitu GoJek dan Grab tumbuh pesat. Dua perusahaan teknologi ini memiliki bisnis model yang cocok dan sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia.
Di Dabo Singkep saat ini ada transportasi lokal sedikit mirip dengan Gojek itu. Dan berjalan bagus dengan memanfaatkan merek lokal Dabo. Artinya, model bisnis perusahaan nasional bisa ditiru oleh kalangan pengusaha lokal seperti di Dabo. Di Tanjungpinang, jika malas ke rumah makan, tinggal pesan saja dengan Gojek, makanan diantar sampai di depan rumah.
Dari sisi pemerintah, hanya diperlukan pembekalan bagaimana masyarakat memahami teknologi dengan baik. Dan menyiapkan aturan serta public service. Masuknya jaringan internet sampai di pelosok Kepri menambah daya tarik perkembangan ekonomi digital ke depan.
Pasangan Isdianto- Suryani memahami perubahan cepat dunia dengan revolusi industri 4.0 tak bisa dihadapi dengan gaya lama atau kepemimpinan tradisional. Namun harus juga berubah mengikutinya trend perkembangan zaman melalui teknologi. Kepri harus dipimpin sosok yang melek teknologi.
Dan kalau kita ingin menumbuhkembangkan digitalisasi UMKM, UKM, industri, maka pilihan yang tepat ada di calon gubernur Isdianto. Dan itu masuk dalam program enam program prioritas Isdianto Suryani.
Begitulah Isdianto memandang jauh ke depan bagaimana Kepri dengan 2 juta penduduk bisa tumbuh dan berkembang dengan digitalisasi ekonomi. Dan itu harapan besar. Mari kita wujudkan dengan memilih Isdianto Suryani pada 9 Desember nanti.(***)