Ariranews.com, Pinang: Jarum jam menunjukkan pukul 07.00 WIB, pagi. Kabut tipis masih menyelimuti Pelantar I Tanjungpinang. Laut di sekitar Pelantar I yang biasanya hilir mudik pompong dan perahu kecil, masih terlihat lengang. Maklum, hari ini Sabtu 3 April 2021, merupakan hari libur yang sebagian besar masyarakat Tanjungpinang mungkin masih bersantai-santai dan istirahat di rumah.
Tetapi di tengah pagi yang masih membisu itu, ada langkah lelaki tegap yang penuh semangat menuju ujung pelantar. Bercelana hitam dan berbaju lengan pendek warna hitam, dia bersama beberapa orang segera ke sebuah speed yang sudah lama menunggu.
Sebelum masuk dan duduk di dalam speed itu, pandangannya menyapu ke laut dan akhirnya berhenti ke sebuah pulau kecil keemasan yang terlihat jauh. Pulau Penyengat si Pulau Perdamaian. Di pulau itu, lelaki dan rombongannya akan bertandang. Bukan karena diundang. Bukan asal sembarang datang.
Lelaki yang Gubernur Kepulauan Riau itu, karena besarnya perhatian, karena tulusnya cinta dan kasih sayang, ingin menjadikan pulau itu bagaikan mutiara. Ingin menghiasnya menjadi pulau idaman bagi semua orang yang datang.
Tak lama kemudian speed yang membawanya membelah laut. Suara deru mesin seirama dengan air laut yang pecah dihempas ujung speed.
Setelah dua puluh menit perjalanan, Gubernur Ansar Ahmad yang mantan Bupati Bintan dua periode itu, begitu menginjakkan kakinya di Pulau Perdamaian langsung memanggil Kepala Dinas PUPR Abubakar. Kadis PUPR yang merupakan teman sekolah sang Gubernur itu terlihat serius memperhatikan setiap arahan dan perintah yang diberikan agar segera menyiapkan detailed engineering design khusus untuk mempercantik pulau tempat sang pujangga besar Melayu itu beristana.
Setelah keliling Pulau Penyengat dan bersilaturahmi dengan para tetua adat selama tiga jam lamanya, Gubernur kembali ke Tanjungpinang. Setelah turun di Pelantar Satu, dengan berjalan kaki Gubernur menuju Jalan Pos, Jalan Merdeka, Teuku Umar dan berhenti di Gereja Ayam bersama anggota DPRD Kepri Lis Darmansyah, Rudy Chua dan Eis Aswari. Kepala Dinas PUPR Abubakar dan Kepala Dinas Pariwisata Buralimar juga ikut menemani.
Sepanjang perjalanan Gubernur berdiskusi serius dengan anggota legislatif bagaimana memformulasi beberapa ruas jalan tersebut menjadi kemasan eksotis tempat wisata kota lama. Gubernur berkeinginan beberapa bangunan lama di tempat tersebut dpercantik dengan sentuhan seni dan estetika. Begitu juga ruas jalan, pedestrian dan lampu-lampu di pinggir jalan semua dapat sentuhan yang menawan, indah dan berkesan. Beberapa konsultan planologi yang ikut serta menyimak dan mencatat secara detail semua keinginan Gubernur.
Setelah itu, Gubernur melanjutkan perjalanan ke Istana Kota Rebah, Patung Seribu Wajah, dan Kelenteng Tua di Senggarang. Keinginan Gubernur begitu serius untuk memperindah Tanjungpinang dengan sentuhan program pengembangan dan penataan wisata religi dan wisata sejarah.
Dan mimpi itu terus dikejar agar wajah ibu kota kita tidak muram di kala malam dan gersang di kala siang. Tentu harapan kita semua agar apa yang diimpikan Gubernur dan kita semua menjadi kenyataan dengan doa dan usaha yang terus menerus tanpa jeda.(emr/*)