Ariranews.com: Di Facebook namanya Adi Wiyono. Dulu wartawan senior tersebut lama di Kota Batam, Kepri. Kini tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur. Hobinya, ngonthel.
Dia pun sering memposting hal-hal unik yang ada di sekelilingnya. Kemarin, Bagong, begitu dia lebih dikenal menulis tentang seorang nenek jago sekali meracik soto. Tak tergantikan sejak 40 tahun lalu: Mbah Saelah
Berikut tulisannya:
Koki Hebat Itu Bernama Mbah Saelah
Kesibukan ini tentu mendukung sebuah acara, tahukah Anda betapa hiruk pikuknya dapur memperisapkanya? Tidak semewah jamuan makan di hotel berbintang memang, tetapi kesibukan di dapur tetanggaku ini tak ada bedanya.
Demikian juga Mbah Saelah. Seorang nenek yang sudah sepuh berumur 78 tahun. Di antara kesibukan malam itu, ia tetap dipercaya sebagai peracik Soto yg akan disajikan para tamu.
Sekedar Anda tahu, itu dilakukan sejak 40 tahun yang lalu. Jika ada hajatan sudah pasti, meracik Soto, menentukan komposisi bumbu, mengawasi saat dimasak hingga mengatur menu mie bihun, sambel, capar, daun seledri hingga irisan daging ayam, Mbah Saelah yang dipercaya.
Ia memang sudah tua, bahkan saat berjalan sudah tidak tegak lagi, tetapi ia punya keahlian hebat dalam hal per-soto-an, meramu bumbu, hingga menyajikan, ratusan piring Nasi Soto itu ke tamu undangan.
Bukankah Mbah Saelah setara dengan Arto Giani seorang koki sosis panggang di sebuah desa di Italia. Bukankah Nenek yg tinggal di Desa Sumber Mulyo ini setara dengan Takanori Kurogawa seorang koki di Restoran Soseki, London, yang ahli memasak ikan buntal.
Memasak sosis panggang tidak seruwet meramu bumbu aneka rempah dalam kuah. Keahlian menyajikan fugu adalah keahlian menyisihkan urat dan jeroan ikan agar tidak beracun. Bahkan konon menu ikan buntal ini tidak dimasak, irisan mentah dimakan dan hanya diolesi Shake.
Tetapi dengan bumbu puluhan jenis rempah, Mbah Saelah tetap siap memasak Soto dengan rasa yang mantab ketika ada hajatan di kampungku. Rasanya enak, tak kalah dengan koki koki restoran. Dan yang lebih hebat lagi ia tak pernah minta bayaran. Apakah masih ada Mbah Saelah lain di kampung Anda?
Adi Wiyono
Bagong Sastranegara