banner 728x90

Wanita Asal Sumbar Ini Miliki Nama Terpendek di Indonesia

Ariranews.com: Salah seorang pengacara 
yang sedang menjadi kuasa atas sengketa hasil pemilihan Bupati Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Darman Sahladi-Maskar Pobo di Mahkamah Konstitusi (MK) menarik perhatian publik. Pasalnya, dia memiliki yang cukup pendek: O.

“Saya sudah telusuri nama-nama pendek di dunia. Memang, nama saya termasuk yang paling pendek,” kata O, dilansir detikcom, Selasa (5/1/2020).

Kini O sehari-hari adalah advokat dan konsultan hukum pada Kantor Hukum ‘O’ Dan ACCOCIATES Legal Consultants. Tentunya, O adalah bos di kantor hukumnya tersebut yang beralamat di Jorong Kubu Gadang Taeh Baruah, Payakumbuh, Sumbar.

Meski namanya hanya satu huruf, O tidak ingin hal itu menurun ke anak-anaknya. Empat anaknya bernama Dhian Aprillia Andhini SHut, Ringga Ferdian, Shabilla Fildzania Adinda, dan Rahmi Jumatul Adzannie.

BACA JUGA:   BP Batam Gelar FGD Perencanaan dan Sinkronisasi Data Industri, Jalin Kordinasi dan Kerja Sama Pemanfaatan Data

“Tujuan ibu kasih nama panjang biar mereka menjadi diri sendiri, tidak harus identik dengan orang tuanya,” ujar istri Nasrijal itu.

Lalu bagaimana O mendapat nama sangat pendek? Nama itu diberikan ayahnya, Djainun, saat membaca majalah pada 1963. Djainun tercengang melihat berita warga India dan Prancis punya nama terpanjang dan terpendek sedunia. Bahkan, nama mereka tercatat dalam The Guinness Book of World Records.

Ditulis dalam majalah itu, pemegang nama terpanjang di dunia dari Indonesia dengan 180 huruf dan terpendek di dunia dari Prancis dengan dua huruf: Mo.

BACA JUGA:   Kala Jefridin Dicegat & Mendengar Aspirasi Mahasiswa di Penutupan Kemenag Expo 2023


Akhirnya ketika istrinya, Dasima Malik, melahirkan anak perempuan pada 22 November 1964, Djainun memberi nama O.

“Kata papa, orang tak akan bisa membuat nama yang lebih pendek dari itu. Ternyata, papa memang benar,” kata O.

Menyandang nama dengan satu huruf, banyak cerita yang dialaminya. Salah satunya saat sekolah di SMP Bunga Setangkai (kini SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh). Guru Awiskarni sempat menyarankan O mengganti nama.

“Tapi, papa saya tidak mau. Papa bilang kepada saya, ‘Tenang sajalah.’ Masa SMP kan tidak lama. Enam tahun lagi, kamu sudah kuliah. Tetap pakai nama O,” tutur O.

BACA JUGA:   Pramuka Peduli, Tangani Dampak Pandemi hingga Semenisasi

O mengaku mulai nyaman dengan namanya, saat masuk SMAN 1 Danguang-Danguang yang kini bernama SMAN 1 Kecamatan Guguak. Setelah tamat SMA dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah, hingga berprofesi sebagai pengacara. Kini O mulai menikmati namanya yang unik.

“Saya bangga punya nama O. Apalagi, kata Papa dan Mama sebelum mereka meninggal, nama itu warisan paling abadi diberikan orang tua. Tak akan pernah hilang,” ujar O.(emr)

sumber: detik.com
foto: istimewa