banner 728x90

Naiknya Harga Tiket Pesawat Periode Ramadan-Idul Fitri Penyebab Inflasi di Kepri

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Suryono (baju putih) saat memberikan keterangan pers usai meluncurkan program SERAMBI 2024.

AriraNews.com, Batam – Sepanjang bulan April 2024, inflasi di Kepri terkendali dengan baik, 3,04% (yoy) atau tetap terkendali dalam kisaran target inflasi 2,5±1%. Namun saja, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi di Provinsi Kepri terutama disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara selama periode HBKN Ramadan dan Idulfitri. Kenaikan harga juga terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Harga sayur yang naik antaranya kacang panjang, sawi hijau, dan ketimun.

Selain itu inflasi juga dipengaruhi serta pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, khususnya emas perhiasan seiring dengan meningkatnya harga komoditas emas secara global.

“Di sisi lain, komoditas utama yang menahan laju inflasi berasal dari cabai merah, daging ayam ras, kangkung, tomat, dan cabai hijau. Menurunnya harga komoditas tersebut didukung oleh ketersediaan pasokan yang memadai di tengah musim panen dan normalisasi harga pasca HBKN Ramadan dan Idulfitri di minggu ke-3 dan ke-4 April 2024,” ungkap Kepala BI Kepri, Suryono, dalam siaran pers, Selasa (7/5/2024).

BACA JUGA:   Wagub Marlin Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masjid Al-Abror, Takmir Masjid Tak Kuasa Tahan Haru

Dijelaskan Suryono, inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepri dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif).

“Untuk mendukung Keterjangkauan Harga, TPID mengintensifkan penyelenggaraan Operasi Pasar Mudah dan Gerakan Pangan Murah yang digelar sebanyak 25 kali operasi pasar di berbagai kabupaten/kota se-Kepulauan Riau sepanjang bulan April 2024,” kata Suryono, yang merupakan Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepri.

BACA JUGA:   1 Nongsa Light Golf Triathlon 2021 Diundur, Pendaftaran Peserta Masih Dibuka

Sementara untuk mendukung ketersediaan pasokan, TPID Kepri terus memperkuat peran BUMD dalam pengendalian inflasi melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk komoditas pangan dari berbagai daerah seperti Sulawesi Utara dan melaksanakan bimbingan teknis program budidaya Gerakan Sekolah Menanam (GSM) Cabai di lingkungan SMA/SMK se-Kepri, serta pembangunan greenhouse  untuk komoditas cabai merah.

TPID se-Kepri juga memastikan kelancaran distribusi pasokan melalui prioritasi kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan dan kesiapan moda transportasi pengangkut komoditas pangan. TPID melaksanakan berbagai kegiatan koordinasi melalui Rapat TPID secara rutin serta melaksanakan upaya pengendalian ekspektasi inflasi dengan himbauan belanja bijak melalui flyer, media cetak, radio, dan TV selama  HBKN Idulfitri sebagai langkah dalam strategi Komunikasi yang Efektif.

BACA JUGA:   BP Batam Perkuat Pertahanan Siber

Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga/instansi. Beberapa risiko tekanan inflasi antara lain risiko cuaca, meningkatnya aktivitas masyarakat dan permasalahan geopolitik yang masih belum selesai. Namun demikian, TPID akan terus konsisten menyelenggarakan kegiatan pasar murah dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah.

TPID akan terus mendorong peningkatan produksi pangan lokal terutama beras dan cabai, mengoptimalkan KAD yang sudah ada serta penjajakan potensi KAD baru, melaksanakan pembangunan smart greenhouse, serta pendampingan peserta GSM pada fase pemeliharaan bibit. Selain itu, TPID akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan distribusi pasokan terjaga dengan aman agar stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup.(hms)