Gandeng Lembaga Perlindungan Anak, ISJ Gelar Seminar Beladiri untuk Anak

AriraNews.com, BATAM – Seorang anak mendorong anak yang lain. Sepele. Hanya bercanda. Namun fatal akibatnya. Sebab, anak yang didorong tadi terjatuh. Tangannya jatuh duluan menopang tubuhnya. Dan, tangannya patah.

Itu hanya ilustrasi. Dicontohkan di depan oleh Rozi Juhendra, seorang pelatih jujitsu. Minggu (31/7) pagi, Indonesia Spider Jujitsu (ISJ), Dojo Kenacha Martial Arts Academy Batam, bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Batam menggelar mini seminar bertema perundungan. Agenda ini dalam suasana memperingati Hari Anak Nasional. Topik bullying dipilih karena belakangan ini marak terjadi perundungan di lingkungan anak. Bahkan ada korban yang sampai meninggal dunia. 

Peserta seminar tak hanya siswa Kenacha, tapi juga terbuka untuk pelajar di Kota Batam. Gratis.

“Kenapa bully bisa terjadi?” tanya Sensei Oji, sapaan akrab Rozi Juhendra di kalangan praktisi Jujitsu. Dua orang anak, kompak menjawab, “Karena ada teman yang jahat!”

Jawabannya tak salah. Tapi, tak sepenuhnya juga benar. “Bully bisa terjadi karena memang ada teman yang usil, iseng atau nakal,” kata Oji. “Tapi, bully itu terjadi, karena pelakunya juga merasa, calon korbannya itu terlihat lemah.”

Hening. Beberapa saat kemudian, ada siswa yang nyelutuk, “Kalau saya, tak ada lagi yang berani ngebully, Sensei! 

BACA JUGA:   Rozi Juhendra Terpilih Jadi Ketum PP Indonesia Spider Jujitsu

Yup, dulu, sebelum latihan jujitsu, siswa ini mengaku pernah dimintai duit secara paksa oleh teman-temannya. “Pernah dipalak,” akunya polos. Lalu, diikuti oleh tawa renyah anak-anak yang lain. “Sekarang masih ada yang berani?” tanya siswa yang lain. Jawaban bisa ditebak, “Sejak saya lawan, tak ada lagi berani malakin saya,” akunya.

Ya. Begitulah. Suasana dalam kegiatan ini mencair begitu saja. Digelar secara santai. Pemateri juga memaparkan dengan gaya bahasa yang bisa dicerna oleh anak-anak. 

“Pada dasarnya, aksi bullying ini tidak boleh dibiarkan,” kata Erry Syahrial, Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Batam. Harus dilawan. Caranya bagaimana? “Speak up!” ujar Erry. Maksudnya, korban harus berani melawan minimal dengan verbal. “Kalau merasa jadi korban, jangan diam. Laporkan pada guru, misalnya,” kata Erry. Berikutnya, memang tak menutup kemungkinan, aksi perundungan itu malah terus berlanjut. “Tapi, melaporkan itu lebih baik, dibanding hanya diam,” ujarnya lagi.

Korban diminta harus berani. Erry menyebut, salah satu upaya untuk melawan aksi semena-mena perundungan itu adalah dengan berlatih beladiri. “Jujitsu ini salah satunya,” ujarnya. Seseorang yang sudah berlatih beladiri, dipastikan akan memiliki rasa Percaya Diri yang tinggi. “Kalau kita sudah PD (percaya diri), tak akan ada lagi yang berani mem-bully. Sebab, pelaku bully ini hanya akan berani pada orang-orang yang terlihat lemah,” jelas pria yang dikenal sebagai pemerhati anak ini. “Ya, jangan terlihat culun,” sela seorang anak, yang diikuti oleh gelak tawa anak lainnya.

BACA JUGA:   Rozi Juhendra Terpilih Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Jujitsu Indonesia Kepri, Berangkatkan 4 Atlet ke PON Papua

Seminar ini juga diakhiri dengan praktek beladiri praktis untuk anak yang disampaikan oleh Sensei Oji. Dibantu oleh beberapa orang asisten pelatih, peserta diajarkan untuk jatuh dengan benar jika mendapat perlakuan kasar dari orang lain, seperti tetiba didorong oleh pelaku bully. Dari praktek tersebut, disimpulkan, anak yang belum belajar jujitsu akan mengalami dampak yang sangat membahayakan jika seandainya jadi korban keisengan teman-temannya.

“Masalah sepele, ada teman yang iseng mendorong. Tapi, saat kita tak siap, atau tak terlatih, akibatnya bisa parah. Misalnya, tangannya bisa saja patah saat terjatuh,” kata Sensei Oji. Dan, masalahnya pun bisa jadi panjang. Nah, seandainya, sejak dini anak-anak sudah diajarkan beladiri jujitsu, Oji menyebut, cidera pada tubuh bisa diminimalisir. 

Oji berharap, tak ada lagi anak yang merasa jadi korban bully. Itu semua tentu bisa terwujud jika komunikasi dengan berbagai pihak bisa terjalin dengan baik. “Seperti misalnya hari ini, kita yang dari perguruan beladiri bisa berbagi dengan lembaga pemerhati anak. Kita memiliki tujuan yang sama: kita harus bersama-sama melindungi anak,” sebut Oji pelatih jujitsu yang sudah banyak melahirkan atlet-atlet berprestasi ini.

BACA JUGA:   TelkomGroup Pastikan Layanan Andal di Momen Natal dan Tahun Baru 2023

Sekadar informasi, Indonesia Spider Jujitsu (ISJ) adalah sebuah club jujitsu prestasi. Saat ini sudah ada di 10 provinsi di Indonesia. Batam menjadi kota pusat pengembangan ISJ ke seluruh Indonesia. Belum lama ini, Sensei Oji juga didaulat menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Indonesia Spider Jujitsu (PP-ISJ). Di Batam, Oji juga mendirikan sebuah dojo yang dijadikan sentra pengembangan. Dojo atau tempat latihan ini diberi nama Kenacha Martial Arts Academy. Lokasinya strategis. Tak jauh dari Mall Botania 2 (MB2) Batam. Latihan di dojo ini dibagi menjadi beberapa kelompok usia: anak, remaja, dewasa, wanita, usia di atas 35 tahun dan atlet. Sudah banyak atlet-atlet berprestasi lahir dari dojo ini, termasuk meraih perunggu pada PON XX Papua dan perunggu pada kejuaraan Rangking Dunia di Thailand, belum lama ini.(chi/***)