banner 728x90

Tsunami Setinggi 10 Meter Ancam Padang

Ariranews.com: Sebelum gempa magnitudo 6,3 mengguncang Sumbar, Selasa (17/11/2020) pagi ini, sehari sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) mengungkap pendapat para ahli, bahwa ada potensi terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,9 mengancam Sumbar.

Hal itu apabila terjadi patahan megathrust Mentawai. Jika gempa besar itu terjadi, maka akan disusul gelombang tsunami.

“(Setelah gempa) 20 sampai 30 menit kemudian disusul gelombang tsunami di Kota Padang setinggi 6 hingga 10 meter dengan jarak 2 hingga 5 kilometer,” kata kata Kepala Bidang (Kabid) PK BPBD Provinsi Sumbar Syahrazad Jamil dalam diskusi virtual terkait upaya pengurangan risiko bencana tsunami di Provinsi Sumbar seperti dilansir Antara, Senin (16/11/2020).

BACA JUGA:   HARRIS Day 2023, Akan Diikuti Ribuan Peserta

Bencana alam tersebut diprediksi setidaknya berdampak pada 1,3 juta penduduk. Dengan menggunakan skenario terburuk, diperkirakan 39.321 jiwa meninggal dunia, 52.367 hilang dan 103.225 mengalami luka-luka. “Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Minangkabau hancur, itu prediksi para ahli,” katanya.

Sebagaimana diketahui, ujar dia, Pulau Sumatera sudah mengalami beberapa kali bencana tsunami. Khusus di Sumbar, tsunami terjadi di Kepulauan Mentawai pada 25 Oktober 2010 dengan menelan korban jiwa hingga 408 orang.

BACA JUGA:   Jalan Amblas di Villa Sampurna 2, Warga Swadaya Pasang Gorong-Gorong

Guna mewaspadai kemungkinan terburuk tersebut, Provinsi Sumbar melakukan berbagai upaya, di antaranya membangun kemitraan dan koordinasi bersama Non Governmnet Organization (NGO) nasional maupun internasional termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Pemerintah Sumbar, lanjut dia, juga bekerja sama dalam pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan kelompok siaga bencana hingga tingkat desa atau kelurahan.

Selanjutnya, kerja sama dengan TNI dan Polri terus diperkuat dalam hal penanggulangan bencana termasuk dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta di provinsi tersebut.

BACA JUGA:   Tiga Pembunuh Penjaga Kantor FKUB Sekupang Ditangkap Polisi

Tidak hanya itu, program dan kegiatan pengurangan risiko bencana juga terus dikuatkan dengan membentuk satuan pendidikan aman bencana, kelompok siaga bencana, latihan evakuasi mandiri dan pembangunan sarana mitigasi serta evakuasi berupa shelter, peta jalur evakuasi, dan peringatan dini.

“Bantuan shelter yang kita bangun memberikan rasa aman bagi masyarakat. Apalagi, sejak kejadian gempa 2009 sudah menjamur bangunan seperti hotel yang memberikan rasa aman,” katanya.(emr)

sumber: detikcom/antara