AriraNews.com, Batam – Komitmen Badan Pengusahaan (BP) Batam dalam menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi pelaku usaha terus diperkuat melalui pendekatan langsung ke lapangan. Melalui program “Belanja Masalah”, BP Batam mendengar langsung aspirasi dan keluhan investor guna menciptakan iklim usaha yang kondusif dan kolaboratif.
Anggota/Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Francis, memimpin kunjungan ke sejumlah kawasan industri di Batam, Rabu (4/6/2025), termasuk Taiwan International Park dan Wasco Engineering. Fary juga mengadakan pertemuan dengan Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA) untuk membahas tantangan yang dihadapi sektor galangan dan offshore.
“Saya datang bersama tim ke beberapa kawasan industri untuk melihat langsung kondisi terkini dan mendengar secara jujur apa saja kendala yang dihadapi pelaku usaha di Batam,” ujar Fary.
Hasil dari kunjungan ini menunjukkan bahwa sebagian besar permasalahan berkisar pada persoalan perizinan serta kenaikan tarif gas dan listrik. Dua faktor ini dinilai cukup signifikan memengaruhi operasional dan daya saing industri di Batam.
Fary menegaskan bahwa pihaknya siap bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah internal yang menjadi tanggung jawab BP Batam. “Kalau kendalanya berasal dari internal BP Batam, akan kami selesaikan segera. Tapi jika berasal dari luar, saya akan dorong dan suarakan ke stakeholder terkait,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran BP Batam sebagai mitra strategis bagi para pelaku usaha. “Kami ingin menjadi mitra, fasilitator, sekaligus sahabat bagi investor di Batam, agar mereka merasa nyaman dan bisa berkembang bersama-sama membangun Batam,” lanjut Fary, yang juga dikenal sebagai akademisi di Universitas Pertahanan.
Dalam kunjungannya ke Taiwan International Park, Direktur Pengelola kawasan tersebut, Fiorence Angel, menyambut positif inisiatif ini. “Kami berharap forum ini jadi saluran komunikasi yang efektif antara BP Batam dan pelaku usaha, agar kolaborasi dapat terus ditingkatkan demi kemajuan Batam,” ujarnya.
Sementara itu, Executive Chairman BSOA, Novi Hasni, menyampaikan harapan agar BP Batam bisa membantu memberikan solusi atas berbagai kendala yang dihadapi perusahaan galangan. “Kami ingin BP Batam bisa memfasilitasi kebutuhan kami agar proses bisnis dapat berjalan lebih lancar,” katanya.
Turut mendampingi dalam agenda ini antara lain Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK, Irfan Syakir Widyasa; Direktur Evaluasi dan Pengendalian, Asep Lili Holilulloh; serta jajaran staf khusus dan pejabat eselon III dan IV di lingkungan BP Batam.
Dengan pendekatan lapangan seperti ini, BP Batam menegaskan keseriusannya dalam menjadikan Batam sebagai destinasi investasi yang ramah, responsif, dan progresif di tingkat nasional maupun internasional. (agm)