Diskusi Soal Potensi Ekonomi, Ini Masukan Ketum JMSI Pada Ketua KADIN Jabar

Ketua JMSI, Teguh Santosa (kiri) saat berdiskusi dengan ketua KADIN jawa barat cucu sutara.

AriraNews.com, BANDUNG — Dengan segala potensi yang dimiliki, SDA maupun SDM, Indonesia berpeluang besar menjadi pemain ekonomi utama di kawasan dan bahkan dunia. Syarat utamanya, produktifitas nasional harus dipacu semaksimal mungkin.

Menumbuhkan jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan di kalangan generasi muda juga menjadi pekerjaan rumah tersendiri.

Demikian antara lain kesimpulan dari pembicaraan antara Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Barat Cucu Sutara dan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa, di Bandung, Jawa Barat, Senin malam (15/8/2022).

Teguh secara khusus memenuhi undangan Cucu di sebuah kafe di Jalan L.L. R.E. Martadinata, Bandung. Ketua JMSI Jabar Sony Fitrah juga hadir dalam pertemuan yang membahas berbagai isu seputar produktifitas nasional dan peluang perdagangan internasional.

BACA JUGA:   Dewan Pers Lakukan Verifikasi Faktual 6 Media JMSI di Batam

Pembicaraan yang berlangsung serius tapi santai itu dibuka Cucu dengan menguraikan berbagai produk unggulan dari Jawa Barat yang berpotensi menembus pasar internasional. Mulai dari produk tekstil, holtikultura, hingga produk-produk berbasis teknologi.

“Kemarin saya bersama Menteri Perdagangan (Zulkifli Hasan) melepas ekspor benang produksi Sumedang ke lima negara,” kata dia.

Diakui Cucu hingga kini daya saing banyak produk tekstil Indonesia masih kalah dari negara-negara pesaing.

“Bayangkan kita memproduksi satu produk dengan modal 10. Jika ditambah margin tentu dijual 15. Sementara pesaing kita bisa menjual dengan dengan harga 10,” ungkapnya memberi pemisalan.

BACA JUGA:   Binda Kepri Buka Gerai Vaksin Tiap Hari

Selain masalah struktur industri, ujar Cucu, masih banyak masalah kebijakan dan isu sosiologis yang membuat industri di tanah air tidak efesien.

“Makanya wajar jika banyak pengusaha lebih memilih jadi pedagang daripada industrialis,” sebutnya.

Sementara itu, Teguh Santosa, selain membicarakan strategi peningkatan produktifitas nasional, juga menyinggung kebutuhan pengusaha, khususnya yang bergerak di sektor UMKM, untuk memahami prosedur ekspor impor.

Selain memberikan pelatihan dan pendampingan, kata dosen hubungan internasional UIN Jakarta ini, pemerintah juga perlu lebih sistematis dan konsisten dalam mengintegrasikan produk-produk koperasi serta UMKM ke dalam global chain.

Teguh juga menggarisbawahi soal pentingnya menciptakan lebih banyak pelaku wirausaha dan mendorong para pengusaha untuk menciptakan cabang industri baru berbasis inovasi agar produk-produk Indonesia lebih beragam dan memiliki keunggulan kompetitif maupun komparatif.

BACA JUGA:   Ketua KPK RI Resmikan Kantor JMSI Kepri

“Oleh karena itu, saya titip agar anggota JMSI Jabar diberi kesempatan belajar entrepreneurship dari Pak Cucu dan rekan-rekan di KADIN Jabar,” ujar Teguh yang juga Wakil Sekjen bidang Luar Negeri dan Investasi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

Terlepas dari banyaknya permasalahan yang dihadapi, Teguh menilai ada beberapa sektor yang berpeluang untuk menembus dan merajai pasar internasional.

Jika jeli melihat peluang, lanjutnya, Indonesia sungguh dapat merajai pasar global.(*/emr)