AriraNews.com, Natuna – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Natuna terus mengembangkan paradigma kepemimpinan yang mengintegrasikan aspek intelektual, emosional, dan spiritual. Hal ini diwujudkan melalui penyampaian materi Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi (KMO) dalam kegiatan Latihan Kader I (LK I) yang digelar di Vila Sebayar, Sabtu (27/9/2025).
Bendahara Majelis Daerah Korps Alumni HMI (MD KAHMI) Natuna, Hendriyana, hadir sebagai pemateri utama. Ia menekankan pentingnya pendekatan holistik -integralistik dalam membentuk karakter pemimpin masa depan, sekaligus menegaskan KMO sebagai kerangka (framework) dalam pembentukan karakter pemimpin.
“Secara sederhana, kepemimpinan adalah orang, manajemen adalah alat, dan organisasi adalah wadah. Ketiganya harus saling berkaitan dalam sebuah sistem yang sinergis,” ujar Hendriyana kepada awak media.
Menurutnya, KMO tidak sekadar materi teknis organisasi, tetapi juga kerangka epistemologis untuk membangun pemimpin yang memiliki integritas, empati, dan kecerdasan sosial dan emosional sebagai fondasi kepemimpinan transformasional.
“Kami mengajarkan kawan-kawan bagaimana menjadi pemimpin yang punya integritas dan empati terhadap penderitaan orang lain, terhadap ketidakadilan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hendriyana menilai prinsip-prinsip KMO bersifat universal dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan, baik di organisasi, keluarga, maupun masyarakat.
“Bukan hanya untuk anggota HMI saja. Kepala keluarga juga harus paham apa itu KMO, bagaimana mengatur rumah tangga, dan bagaimana membuat perencanaan,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya peran mahasiswa dalam mengawal kebijakan kampus. Menurutnya, mahasiswa harus berani mempertanyakan kebijakan yang tidak populis dan berpotensi menyengsarakan, seperti kenaikan SPP yang membebani kalangan ekonomi bawah.
Suasana semakin serius ketika Hendriyana menjelaskan posisi KMO dalam kerangka HMI yang dipandang sebagai instrumen aktualisasi Nilai Dasar Perjuangan (NDP). Keduanya, kata dia, membentuk sistem nilai koheren yang menjadi fondasi pergerakan organisasi.
“Untuk mengaktualisasikan NDP, kawan-kawan harus memahami dulu apa itu KMO. Ini adalah mata rantai epistemologis yang tidak terpisahkan,” tambahnya.
Hendriyana berharap setelah menyelesaikan LK I, para kader HMI Natuna mampu mengimplementasikan nilai-nilai KMO dalam kehidupan berorganisasi maupun bermasyarakat. Dengan begitu, kata dia, akan lahir pemimpin yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan kepekaan sosial. (dod)







