AriraNews.com, BATAM – Ekspor ikan dari Kota Batam ke Singapura pada Triwulan I/2025 mengalami peningkatan sebesar 7,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Batam, Yudi Admajianto, mengungkapkan bahwa volume ekspor ikan selama Januari hingga Maret 2025 mencapai 1.571,36 ton, dengan nilai sebesar Rp69,7 miliar.
“Jumlah ekspor meningkat 7,5% dari tahun 2024. Ini karena produksi nelayan di sekitar perairan Batam melonjak pasca Imlek,” ujar Yudi di Batam, Minggu (18/5/2025).
Dari tiga bulan tersebut, Maret mencatatkan volume ekspor tertinggi yakni 558,22 ton dengan nilai Rp24 miliar. Sementara ekspor terendah terjadi pada Januari, yaitu 490,75 ton dengan nilai Rp22,11 miliar.
Untuk tahun ini, Dinas Perikanan Batam menargetkan ekspor ikan ke Singapura sebesar 5.500 ton dengan nilai mencapai Rp250 miliar.
Adapun komoditas yang paling banyak diekspor terdiri dari ikan bernilai tinggi seperti kerapu, kakap, tenggiri, dan dingkis, serta hasil laut lain seperti udang vaname, sotong, dan lobster.
“Yang paling stabil sepanjang tahun itu kerapu dan kakap. Kalau ikan dingkis biasanya banyak saat musim Imlek karena harganya naik,” kata Yudi.
Menurutnya, mayoritas komoditas perikanan Batam berasal dari tangkapan nelayan tradisional yang tersebar di pulau-pulau sekitar Batam seperti Belakangpadang dan Bulang. Perairan dangkal dengan banyak terumbu karang di kawasan ini menjadi habitat ideal bagi ikan-ikan bernilai ekonomi tinggi.
Setelah ditangkap, ikan-ikan tersebut biasanya dikumpulkan oleh pengepul atau agen, yang kemudian mengurus proses perizinan dan karantina sebelum dikirim ke Singapura.
“Pemeriksaan dilakukan di Pelabuhan Belakangpadang oleh pihak Karantina, Imigrasi, dan Bea Cukai,” katanya. (ara)