AriraNews.com, Batam – Kecamatan Bengkong tahun 2024 daerah yang paling banyak kasus demam berdarah dengue (DBD). Tercatat sebanyak 146 kasus. Kemudian disusul Kecamatan Batam Kota 136 kasus, Kecamatan Sagulung, 135 kasus, Kecamatan Sekupang 106 kasus, Kecamatan Batuampar 94 kasus dan Kecamatan Batuaji 85 kasus.
Dari total kasus 871 kasus DBD di Kota Batam selama periode Januari-Desember tersebut, 513 di antaranya adalah laki-laki, sementara 358 lainnya perempuan.
Berdasarkan kelompok umur, 11 kasus terjadi pada bayi di bawah satu tahun, 75 kasus pada anak usia 1-4 tahun, 172 kasus pada usia 5-9 tahun, 173 kasus pada usia 10-14 tahun, dan 440 kasus pada usia di atas 15 tahun.
Jumlah kasus tahun ini meningkat jika dibandingkan dengan 2023 lalu. Kasus DBD pada 2024 sebanyak 392 kasus.
“Angka kasus hingga akhir 2024 mencapai 871, dengan jumlah kematian akibat DBD sebanyak 14 kasus,” ujar Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Jumat (3/1/2024).
Sementara itu, untuk menekan angka kasus, Pemerintah Kota Batam telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Batam Nomor 23 Tahun 2024 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus DBD.
“Edaran ini mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama selama musim hujan yang menjadi puncak penyebaran nyamuk Aedes aegypti,” ujarnya.
Dinkes juga telah membentuk Jumantik Rumah, Jumantik Perkantoran, dan meningkatkan pengawasan di fasilitas umum.
“Program ini ditujukan untuk memantau dan memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekitar,” jelasnya.
Selain itu, gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, serta tindakan tambahan seperti penggunaan kelambu dan abate) terus dikampanyekan, bersamaan dengan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
“Melalui G1R1J, setiap rumah tangga diwajibkan memiliki satu juru pemantau jentik untuk memastikan tidak ada tempat berkembangbiaknya nyamuk,” kata Didi.
Didi menegaskan bahwa kolaborasi masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak menjadi kunci utama dalam menekan laju penyebaran DBD.
“Dengan langkah-langkah ini, kami berharap angka kasus DBD dapat ditekan dan risiko penyebaran virus dapat diminimalisir,” katanya. (ara)